Mengantar ke Gerbang:

Sekali Lagi Soal Islam dan Renaisans Eropa

Oleh Muhammad Ridha

Islam masih berada di dalam genangan keterbelakangan panjang ketika seorang sarjana barat, William Montgomery Watt, menerbitkan sebuah risalah dari surveynya mengenai pengaruh Islam atas Eropa Abad pertengahan dengan suatu nada yang amat respect dan terbuka atas kenyataan dan fakta-fakta yang mulai terbuka. Dia menulis dengan suatu istilah yang sungguh menunjukkan betapa besar peran Islam dalam perkembangan Eropa Abad pertengahan dengan istilah “utang budaya” (cultural indebtedness) dunia barat terhadap Islam.[1] Pernyataan semacam ini telah disebutkan meski tak serupa sepuluh tahun sebelum Watt oleh Philip K Hitti[2] (1967) atau dari buku yang lebih lama lagi karangan Thomas W Arnold[3] (1913).

William Montgomery Watt menyebut istilah itu dalam sebuah buku kecil yang awalnya diceramahkan di depan mahasiswanya. Kemudian diterbitkan oleh penerbit Gramedia yang bekerjasama dengan Masyarakat Indonesia untuk Stusi-Studi Islam (MISSI) hamper bersamaan dengan trend di tahun pertengahan 90-an hingga 2000an dimana beberapa penerbit sedang mensponsori buku-buku terbitan mengenai tema-tema sejarah Islam seperti Paramadina yang menerbitkan karya Marshal Hodson The Venture of Islam (jilid I dan II) atau penerbit Mizan atau Penerbit Pustaka di Bandung yang menerbitkan beberapa buku dengan tema-tema serupa. Salah satu yang dikemukakan oleh Watt dalam konteks pengaruh Islam atas Eropa adalah kebudayaan Islam, komoditas dan perdagangan, teknik pelayaran, produk pertanian dan sastra Arab atas Bahasa juga kebudayaan Mooris di Spanyol pada umumnya. Tulisan ini akan melihat sedikit hal dalam pengaruh Islam kepada Eropa terutama dalam soal kebudayaan berupa kesusastraan, musik dan penyerapan Bahasa Arab ke dalam Bahasa Spanyol hingga ke Bahasa Inggris.

Artikel ini ingin memperlihatkan suatu dimensi kebahasaan dari proses absorpsi atau apropriasi atas istilah dan kosakata yang dilakukan oleh orang Spanyol atas Bahasa Arab yang dibawa oleh pendatang Arab sejak masa Tariq hingga dinasti Ummayah II di sana. Hal ini mungkin akan menunjuk pada suatu kapasitas dan vitalitas dari budaya Islam atas budaya yang bertemu dengannya di suatu lanskap tertentu. Selain diadopsi sebagai Bahasa sehari-hari, Bahasa Arab, syair-syair Arab, juga “nyanyian lingkaran” meresap dengan amat dalam pada dasar kebudayaan Spanyol dan Eropa hingga kini.

Kisah Sebuah Bahasa

Bahasa Arab di Spanyol, hingga abad ke-15 masih digunakan sebagai bahasa umum bagi para penutur Muslim dan Kristen. Jumlahnya makin menyusut seiring inquisisi yang dilakukan oleh gereja Katolik sebagai bagian dari proyek rekonquista atas wilayah semenanjung Iberia yang telah jatuh ke tangan kaum muslim. Pada titik-titik krusial, di fase-fase akhir, penggunaan Bahasa Arab menggunakan bentuknya yang dimodifikasi yang disebut Aljamaido. Bahasa dan aksara Arab yang menggunakan Bahasa Romawi atau Castille. Bahkan Bahasa ini, di titik paling nadir kebudayaan Spanyol, menjadi Bahasa terlarang hingga sepuluh tahun setelah dituliskan Don Quixote tak satupun orang yang bisa ditemukan di Toledo yang masih bisa menggunakan Bahasa Arab.[4]

Bahasa Arab digunakan pada naskah awal Don Quixote de  La Manca oleh Cide Hemeti Benengelli yang merupakan karya sejarah yang kemudian ditulis ulang oleh Miquel de Cervantes sebagai novel. Bahkan Bahasa Arab begitu kuat mempengaruhi lagu-lagu pra-Islam yang dinyanyikan kembali oleh orang-orang Spanyol di masa-masa pasca Islam. Lagu yang dikenal dengan “ode yang menggantung” dinyanyikan dalam “lagu lingkaran”/ring songs dengan ciri dan dimensi baru yang amat kental nuansa Arabnya. Lagu lingkaran adalah budaya menyanyikan ode dari tradisi Arab yang disebut muwasysyasyah. Tetapi dengan ciri dan terobosan baru seperti konteksnya di Andalusia. Sebagaimana digambarkan oleh Maria Rosa Menocal[5]: “Lagu-lagu lingkaran memporak-porandakan semua aturan syair Arab klasik, yang berasal dari gurun pasir yang dikembangkan secara baik lagi sempurna di Bagdad dan juga di tempat-tempat lain di negeri-negeri orang Arab. …. Bait-bait itu adalah hal baru dan merupakan bagian dari fenomena kebangkitan Bahasa sehari-hari masa itu. Lagu-lagu ini adalah music dansa yang berasal dari jalanan. Lagu ini dipecah ke dalam beberapa stanza yang kemudian “dilingkari” dengan bagian yang paling mengherankan dari semuanya yaitu, refrain singkat yang sederhana yang diulang-ulang setelah setiap stanza, mirip seperti yang ada dalam lagu-lagu zaman sekarang. Bait-bait utama lagu masih berbahasa Arab.”

Baca juga:  Bagaimana Kolonialisme Membenamkan Dunia Islam?: Kisah Kesultanan Mughal dan Kesultanan Gowa

Bagi Menocal, setelah meneliti bentuk syair-syair Arab dan lagu-lagu lingkaran serta bentuk-bentuk kontemporer dari lagu Spanyol dia menemukan unsur Arab yang begitu dominan baik dalam rima/stanza maupun bentuk ‘lagu lingkarannya’ yang merupakan akomodasi dari muwasyasyah dalam tradisi Arab juga penggunaan Bahasa Arab pada syairnya. Meski bentuk sekarang lagu-lagu modern Spanyol berbahasa Spanyol, tetapi bentuk dan revolusi musik hasil dari perkawinan “ode yang menggantung” dari tradisi Spanyol pra-Islam yang berkawin dengan lagu lingkaran yang menggunakan Syair Arab yang juga telah dimodifikasi dengan lebih ringkas dan berulang menunjukkan kedalaman pengaruh Bahasa dan kebudayaan Arab bagi Spanyol dalam seni musik Spanyol dan Eropa. Hal ini ditanggapi juga oleh Philip K Hitti[6] dalam uraiannya yang sebagian bersumber dari penelitian Ribera:

“Perkembangan seni musik di Spanyol, pada giliran berikutnya memberikan pengaruh yang sangat besar pada seni musik di Kawasan Eropa. Ketika masyarakat Kristen menerima model lirik muslim, nyanyian Arab menjadi lebih popular di seluruh semenanjung. Para musisi muslim menyebar di berbagai istana-istana raja Castille dan Aragon. Jauh setelah jatuhnya Granada, para penari dan penyanyi moor terus memberikan hiburan yang menarik kepada penduduk asli Portugal dan Spanyol. Penelitian terbari Ribera cenderung menunjukkan bahwa musik pop Spanyol (musica ficta), bahkan music pop seluruh daratan Eropa barat, pada abad ke-13 dan setelahnya, seperti lirik dan roman-roman sejarah wilayah itu bisa ditelusuri asalnya dari Andalusia.”

Pengaruh Bahasa Arab bahkan juga ditunjukkan dalam tradisi para troubadour (pemusik jalanan). Dalam ulasan selanjutnya Hitti memberikan penjelasan yang lebih gambling mengenai keterkaitan antara budaya arab dengan tradisi troubadur di Spanyol yang hanya mengadopsi puisi-puisi arab. Begini uraiannya “Ada hubungan yang tegas antara tradisi Troubadur di Spanyol dengan pengaruh yang diberikan puisi-puisi Arab. Mereka memiliki kesamaan dengan para penyair Arab tidak hanya dari sisi rasa dan karakter, tapi juga dalam bentuk-bentuk penampilannya. Sejumlah judul yang diberikan oleh para Trubadur untuk lagu-lagu mereka hanyalah terjemahan dari judul-judul lagu Arab.”[7]

Baca juga:  Harta Karun di Escurial dan Kenangan Sains Islam

Yang tak bisa dilupakan juga bahwa pempopuleran tradisi music arab dan syair-syair Arab pernah diinstitusionalisasi di Istana Ummayah di Cordofa. Adalah seniman dan pembelajar music dari Bagdad yang bekerja di Istana, Ziryab dan Abu Al-Qasim Abbas Ibnu Firnas.[8]

Kata-kata Yang Menyusup sampai Jauh

Begitu kuatnya Bahasa Arab mempengaruhi penggunaan Bahasa sehari-hari orang Spanyol di era Andalusia sehingga Bahasa Arab menjadi Bahasa Ibu bagi hampir semua anak yang lahir di era-era keemasan hingga periode inquisisi. Bahasa Arab yang awalnya digunakan oleh pendatang Arab kemudian menjadi Bahasa elit Istana lalu menjadi Bahasa rakyat keseluruhan dalam pergaulan dan dalam bagaimana ibu menidurkan anaknya.[9]Saking populernya, seorang tokoh Kristen Andalusia, Paul Alvarus, di abad ke-9 M menulis catatan The Unmistkable Sign dalam nada prihatin mengenai pemuda-pemuda Kristen yang sudah lebih senang dan lebih terampil menggunakan Bahasa Arab daripada Bahasa Latin, Bahasa kitab Suci mereka:

“Orang-orang sangat senang membaca pelbagai syair dan roman Arab. Mereka mempelajari para teolog dan filsuf Arab, bukan untuk menolak pemikiran mereka, melainkan untuk mengetahui tata Bahasa arab yang benar dan indah. Dimanakah rakyat biasa yang masih mau membaca tafsir-tafsir kitab suci berbahasa Latin atau yang mau mempelajari Injil, kisah-kisah nabi dan rasul? Celaka! Semua anak muda Kristen yang pintar dan berbakat mempelajari buku-buku Arab dengan sangat antusias. Mereka menghabiskan banyak waktu dengan memadati perpustakaan-perpustakaan yang sangat luas. Mereka menyepehkan buku-buku Kristen dan menganggapnya tak berguna dipelajari. Anak-anak muda Kristen telah melupakan Bahasa mereka sendiri. Setiap satu orang yang bisa menulis surat dalam Bahasa latin kepada temannya, terdapat seribu orang yang bisa menulis, menuangkan ide dan pemikiran mereka dengan Bahasa Arab yang indah, dan bahkan menulis syair-syair Arab dengan lebih baik dibandingkan dengan orang-orang Arab sendiri”.

Catatan yang menunjukkan suatu kekhawatiran akan makin terpinggirnya Bahasa kitab suci dan Bahasa utama mereka karena kedatangan Bahasa Arab, yang lebih kaya dan memberi kontribusi kedalam kebudayaan sehari-hari, ke dalam seni music dan syair, ke dalam kosakata-kosakata untuk berbagai macam penamaan benda dan subjek tertentu. Hitti sendiri mencatat sejumlah kosakata dalam bidang musik diadopsi ke dalam Bahasa Spanyol dari Bahasa Arab.[10]

Sebagaimana juga di bidang pertanian dicatat berikutnya oleh Watt menunjukkan bahwa “sejumlah besar kata-kata Bahasa Spanyol yang berkenaan dengan dengan Teknik irigasi berasal dari Bahasa Arab, khususnya kata-kata berikut: Acequia, selokan irigasi; alberca, kolam buatan; aljibe, waduk; noria, roda irigasi atau sumur timba; arzaduz, saluran air; azuda, roda Persia; almatriche, kanal, terusan; alcatrilla, jembatan; atarjea, selokan kecil; atanor, pipa air; alcorque, bulatan lubang yang menjadi basis pohon-pohon yang mengandung air”[11]. Dan dengan berkembangnya irigasi, dikenal juga komoditas pangan seperti abericos, apricot; auburgines (buah-buahan terong-terongan); jeruk limun, cartamus (semacam kunyit); ketumbar, woad (pemberi warna biru dari tumbuhan) dan madder, dll. Yang kesemuanya diimpor dari Arab.

Baca juga:  Yang dikirim Islam ke Barat: Kertas dan Ilmu Pengetahuan

Dalam penyempurnaan dan perbaikan Teknik-teknik pembangunan Gedung orang Arab memberi sumbangan besar pada kosakata spanyol. “Arsitek” dan pengrajin batu (mason) diambil dari khasanah kosakata arab al-arife dan al-banil. Demikian juga kata-kata berikut: alcazar, istana; alqoba, kamar tidur; azulejo, ubin; azote, teras atap; baldosa, hamparan ubin; Zaquan, ruang depan; aldaba, pengetuk pintu; alfeizar, bendulan jendela; falleba, kunci pintu atau jendela.  Pengaruh Arab juga terlihat dalam istilah-istilah pemerintahan, seperti: acalde (mayor); alcaide (penguasa sebuah benteng), dan zameldina (magister). Pasar disebut zoko atau ozoguejo. Biji padi disebut alhondiga. Gudang disebut almacen; kantor beacukai disebut aduana dan penjualan umum disebut almoneda[12]. Daftarnya bisa jadi menjadi lebih Panjang. Seperti disebut Hitti[13] kata adoquin dari kata kaddan; alcena dari Bahasa Arab Khasanah; aljubb, tangki air dan lain-lain.

Dalam sebuah upaya mengumpulkan sejumlah kosakata Arab yang diserap oleh Bahasa Inggris, baik melalui bahasa Spanyol dan Portugis maupun langsung dari Bahasa Arab, William Montgomery Watt meminjam sebagian besar daftar yang telah disusun oleh Karl Lokotsch, Etimologysches Worterbuch der Eoropaichean Worter Orientalischen Ursprungs (Heidelberg; 1927) menemukan lebih dari 250 kata dalam Bahasa Inggris diserap dari Bahasa Arab. Mulai dari alkohol, arsenal hingga zero.[14]Tentu saja bukan jumlah sedikit dari sebuah kebudayaan yang secara geografis benar-benar berjauhan dan jarang bertemu secara intens. Tapi dari sana kita bisa melihat kata-kata ini telah menyusup kemana-mana, ke dalam kebudayaan paling jauh dari Eropa Barat: membawa serta seluruh konsep kebudayaan di belakang kosakatanya dan mengantarkannya ke gerbang untuk dijemput. Dan kebudayaan Islam bilang: silahkan…

Catatan
[1] William Montgomery Watt Islam dan Peradaban Dunia Pengaruh Islam Atas Eropa Abad Pertengahan (Jakarta: Gramedia, 1995) hal. 2

[2] Philip K Hitti History of The Arabs (Jakarta Selatan: zaman;2020)

[3] Prof. Dr. Thomas W. Arnold Sejarah Lengkap Penyebaran Islam (Yogyakarta: Ircisod; 2019)

[4] Pada tahun 1526 dan setelahnya, bahasa Arab menjadi bahasa terlarang untuk digunakan dan tergolong sebagai pelanggaran hukum. Lihat Firas Alkhateeb Sejarah Islam yang Hilang Menelusuri Kembali Kejayaan Muslim Masa lalu (Yogyakarta: Bentang, 2016) hal. 184

[5] Maria Rosa Menocal Surga di Andalusia Ketika Muslim, Yahudi dan Nasrani Hidup dalam Harmoni (Jakarta Selatan: Nourabooks,2015) Hal. 147

[6]Philip K Hitti History of The Arabs (Jakarta Selatan: Zaman, 2020) Hal. 765

[7] Ibid. hal. 766

[8] Ibid. hal. 763

[9] Ibid. hal. 83

[10] Ibid. hal. 767

[11] William Montgomery Watt Islam dan Peradaban Dunia Pengaruh Islam Atas Eropa Abad Pertengahan (Jakarta: Gramedia, 1995) hal. 32-33

[12] Ibid. hal. 38

[13] Hitti. Ibid. hal. 762

[14] William Montgomery Watt Islam dan Peradaban Dunia Pengaruh Islam Atas Eropa Abad Pertengahan (Jakarta: Gramedia, 1995) hal. 126-134

0%